kali ini kita akan menjelaskan apa itu matematika,
dan memeriksa beberapa contoh protomathematics,
yaitu jenis pemikiran matematika di mana orang secara alami terlibat dalam
kehidupan praktis sehari-hari. Kegiatan ini mengasumsikan bahwa terdapat cara berpikir
yang biasa disebut matematik bersifat dengan sifat intrinsik manusia dalam
budaya yang berbeda. Asumsi sederhananya bahwa menghitung dan bentuk umum
seperti kotak dan lingkaran memiliki arti yang sama untuk semua orang.
Matematika sebagai model cara berpikir dibagi menjadi empat kategori:
1. Bilangan. Konsep bilangan selalu menjadi hal
pertama yang terlintas dalam pikiran ketika matematika disebutkan. Menghitung
jari secara sederhana oleh anak-anak pra-sekolah merupakan bukti canggih
terbaru dari teorema terakhir Fermat, bilangan merupakan komponen fundamental
dalam dunia matematika.
2. Ruang. Dapat dijelaskan bahwa ruang bukan
merupakan “sesuatu” cara yang mudah untuk mengatur benda-benda fisik dalam
pikiran. Ketika orang mulai mengaktualkan pengetahuan intuitif, salah satu
upaya pertama yang dilakukannya adalah mereduksi geometri ke dalam aritmatika.
Pertama kali dipilih satuan-satuan seperti panjang, luas, volume, berat, dan
waktu; dan pengukuran dari kuantitas yang berkelanjutan dari satuan tersebut
direduksi untuk menghitung dan membangun unit-unit imajinatif. Dalam
semua konteks praktis, pengukuran akan menjadi menghitung dengan cara ini. Tapi
dalam pikiran murni ada perbedaan antara infinitely divisible dan atom
(dari kata Yunani yang berarti indivisible). Selama 2500 tahun sejak
Pythagoras membenturkan antara mode berpikir diskrit yang dinyatakan dalam
aritmatika dan konsep intuitif kontinuitas yang dinyatakan dalam geometri
menyebabkan munculnya teka-teki, dan solusi terhadapnya telah mempengaruhi
perkembangan geometri dan analisis.
3. Simbol. Pada awalnya matematika berbentuk
prosa biasa, kadang diserta dengan sketsa. Kegunaannya dalam ilmu dan
masyarakat semakin meningkat ketika diperkenalkan simbol, meniru operasi mental
dalam memecahkan masalah. Simbol untuk bilangan berbentuk ideogram yang
muncul dalam bahasa tulisan dengan bentuk alfabet fonetik. Berbeda dengan
kata-kata biasa, misalnya, simbol 8 memiliki ide yang sama dengan orang di
Jepang yang membacanya sebagai hachi, orang Italia membacanya sebagai otto,
dan vosem oleh orang Russia. Pengenalan simbol seperti + (tambah) dan =
(sama dengan) untuk operasi dan hubungan matematika secara umum telah
menyebabkan matematika sebagai ilmu pasti dan ilmu lainnya disebut
non-matematika. Simbol terutama digunakan dalam mempelajari aljabar, tetapi
digunakan pula dalam disiplin yang lain. Dan aljabar dianggap sebagai studi
kebalikan dari aritmatika yang pada awalnya dipelajari tanpa simbol.
Pembuatan
simbol telah menjadi kebiasaan manusia selama ribuan tahun. Contohnya lukisan
dinding pada gua-gua di Perancis dan Spanyol, meskipun mungkin cenderung
dianggap sebagai gambar. Sulit untuk menarik garis pemisah antara sebuah
lukisan seperti Mona Lisa sebagai refresentasi animasi manusia dan
ideogram yang digunakan dalam bahasa berbentuk tulisan berasal dari Cina.
Alfabet fonetik yang menetapkan representasi simbol visual dari suara, hal ini
merupakan awal dari pembuatan simbol. Selanjutnya simbol disajikan dalam banyak
cara karena berlangsungnya interaksi manusia satu sama lainnya, dan yang paling
murni simbol menjadi program komputer. Sering orang berpikir bahwa mereka tidak
cukup pandai membaca intruksi matematis yang tertulis secara abstrak seperti
musik, peta jalan, petunjuk perakitan perabotan, dan pola pakaian. Semua
representasi simbolis mengeksploitasi kemampuan dasar manusia untuk membuat
korespondensi dan memahami analogi.
4. Inferensi. Penalaran matematika pada awalnya
bersifat numerik atau geometris yang melibatkan menghitung sesuatu atau
“melihat” hubungan tertentu dalam angka geometris. Jenis-jenis penting lainnya
seperti penalaran logis, retorika, dan sejenisnya dipelajari dalam studi
lainnya yang lebih spesifik. Secara khusus, para filsuf bertanggung jawab atas
gagasan-gagasan seperti cause, implication, necessity, chance,
dan probability. Tetapi dengan Pythagorean, penalaran verbal dapat
digunakan untuk geometri dan aritmatika melengkapi argumen visual dan numerik.
Akhirnya, matematika mulai mempengaruhi logika dan argumen probabilitas dengan
menghasilkan mata pelajaran matematika khusus: logika matematika, teori
himpunan, probabilitas, dan statistik. Banyak perkembangan terjadi pada abad
kesembilan belas karena matematika memunculkan minat yang kuat dan latar
belakang dalam filsafat. Filsuf terus-menerus berspekulasi tentang makna dari
semua subjek, tetapi bagian-bagian dari subjek tersebut dimiliki oleh
matematika secara kokoh.
yang terpenting matematika adalah raja bagi ilmu pengetahuan. Tanpa matematika (ilmu hitung) tentunya kehidupan tak akan indah, jadi mari dari sekarang kita rubah pemikiran kita bahwa matematika menyeramkan.............
sebagai buktinya sudah banyak game matematika yg menyenangkan.........
0 komentar:
Posting Komentar